0
0
Tren Lifestyle Populer 2025 adalah tahunnya “redefinisi hidup”. Setelah satu dekade penuh distraksi digital dan hustle culture yang tak ada habisnya, masyarakat urban mulai berpaling ke arah yang lebih pelan, lebih sadar, dan lebih bermakna. Lifestyle di tahun ini tidak lagi hanya soal what’s trending, tapi lebih ke what feels right.
Berikut ini adalah artikel restorechestercounty.org yang membahas beberapa gaya hidup yang paling mencolok dan populer sepanjang tahun 2025.
1. Slow Living: Saat Hidup Tak Perlu Dikejar
Kalau dulu orang berlomba bangun jam 5 pagi demi “5 AM Club” dan rutinitas super padat, tahun ini justru yang populer adalah slow living. Orang-orang mulai menyadari: hidup bukan sprint, tapi maraton. Banyak yang pindah dari kota ke desa kecil atau minimal menata rumahnya jadi oase ketenangan.
Jadwal padat digantikan dengan waktu jeda. Istirahat bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Bekerja sambil denger suara burung, menikmati sarapan tanpa buru-buru, dan punya waktu buat refleksi diri jadi simbol sukses baru.
2. Gaya Hidup Berkelanjutan: Green is the New Black
Tahun 2025 jadi saksi bahwa gaya hidup berkelanjutan bukan lagi tren sesaat, tapi bagian dari identitas. Orang-orang makin sadar akan jejak karbon pribadi. Dari memilih barang fashion preloved, hingga membawa botol minum dan kotak makan ke mana pun pergi, semua jadi bagian dari rutinitas.
Bahkan, ada gerakan “one month – no trash” yang viral di media sosial, menantang orang untuk hidup sebulan tanpa menghasilkan sampah. Bukan cuma gaya, ini sudah jadi gerakan sosial yang mengakar.
3. Digital Detox dan Kehidupan Minimalis
Siapa sangka, di tengah era AI dan gadget super canggih, justru banyak orang memilih untuk disconnect. Digital detox bukan hanya liburan tanpa HP, tapi gaya hidup harian. Orang lebih memilih membaca buku fisik, ngobrol langsung, atau sekadar menikmati diam tanpa notifikasi.
Bersamaan dengan itu, minimalisme jadi pilihan hidup. Barang sedikit, tapi berkualitas. Ruang kosong dianggap mewah. Filosofi “less is more” diterapkan bukan hanya di rumah, tapi juga dalam cara berpikir.
4. Self-Care Autentik, Bukan Sekadar Sheet Mask
Self-care di 2025 bukan cuma tentang skincare, spa, atau journaling estetik. Tahun ini, self-care masuk ke ranah yang lebih dalam: kesehatan mental, boundaries sehat, dan healing yang sesungguhnya.
Terapi tidak lagi dianggap tabu. Banyak yang ikut kelas meditasi atau bahkan “retreat silence” — program 3 hari tanpa bicara untuk menyambung ulang dengan diri sendiri. Orang lebih sadar bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam, bukan dari likes di media sosial.
5. Micro-Adventure dan Wisata Dekat Rumah
Traveling jauh-jauh ke luar negeri? Masih, tapi tidak lagi jadi tujuan utama. Tahun 2025 adalah tahunnya micro-adventure — petualangan kecil di dekat rumah. Bisa berupa hiking ke bukit terdekat, berkemah di halaman belakang, atau piknik dadakan di taman kota.
Konsep ini lahir dari keinginan untuk tetap eksplorasi tanpa perlu banyak buang energi dan biaya. Bonusnya? Lebih ramah lingkungan, lebih spontan, dan justru lebih memorable.
6. Gaya Hidup Hybrid: Kerja, Hidup, dan Liburan Menyatu
Work-life balance berkembang jadi work-life blend. Banyak pekerja remote kini tinggal di kota kecil dengan pemandangan alam, sambil tetap terhubung dengan dunia kerja global. Coworking space muncul di tempat-tempat tak biasa: di vila pinggir pantai, di hutan, bahkan di kapal.
Bagi generasi muda, hidup ideal adalah bisa bekerja dari mana saja sambil tetap punya waktu untuk keluarga, teman, dan hobi.
Kesimpulan: Gaya Hidup yang Lebih Manusiawi
Lifestyle tahun 2025 pada intinya adalah tentang kembali ke akar kemanusiaan. Hidup dengan ritme sendiri, lebih sadar lingkungan, dan lebih jujur dengan kebutuhan diri. Masyarakat mulai meninggalkan pola hidup serba cepat dan sibuk, bergeser ke arah hidup yang lebih pelan namun penuh makna.
Mungkin ini bukan sekadar tren, tapi tanda bahwa manusia sedang berevolusi — bukan ke arah yang lebih canggih, tapi ke arah yang lebih sadar.
Rovio Tunik